2.1 Media Tanam
dari Bahan Organik
Media tanam yang masuk dalam kategori bahan organik
umumnya berasal dari komponen organisme hidup, contohnya bagian dari tanaman
seperti bunga, daun, buah bahkan kulit kayu. Media tanam organik memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan media tanam anorganik yakni media tanam
organik mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman. Selain itu media tanam
organik juga memiliki pori-pori mikro dan makro yang seimbang sehingga
sirkulasi udara bisa berjalan dengan baik serta mempunyai daya serap air yang
tinggi. Media tanam yang dibuat dari bahan organik akan mengalami proses
pelapukan yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses itulah akan
dihasikan mineral, karbondioksida (CO2), air (H2O). Mineral yang dihasikan dari
media tanam inilah yang akan menjadi sumber unsur hara yang diserap oleh
tanaman sebagai sumber makanan. Akan tetapi kelemahan media tanam dari bahan
organik adalah bila terjadi dekomposisi yang terlalu cepat bisa memicu
terjadinya bibit penyakit. Untuk mencegah hal itu, media tanam harus sering
diganti dan menambahkan unsur sebelum media tanam mengalami dekomposisi.
a.
Arang
Arang
biasanya dibuat dari kayu atau batok kelapa yang dibakar. Media tanam ini
sangat cocok untuk menanam anggrek daerah dengan kelembapan tinggi. Hal ini
dikarenakan media tanam dari arang tidak baik dalam mengikat air dalam jumlah
banyak.
Keunggulan
:Bersifat buffer, sehingga bila terjadi kesalahan dalam pemberian unsur hara
yang ada di dalam pupuk bisa cepat dinetralisir.
Kekurangan
: Kandungan unsur hara yang sedikit
sehingga media tanam ini perlu disuplai unsur hara yang dilakukan melalui
proses pemupukan.
b.
Batang
Pakis
Batang
pakis bisa secara umum terbagi menjadi dua yakni pakis hitam dan pakis coklat.
Dari kedua jenis tanaman tersebut yang paling sering digunakan sebagai media
tanam adalah pakis hitam. Batang pakis hitam berasal dari tanaman pakis yang
sudah berumur dan kering. Umumnya media tanam ini digunakan untuk menanam
anggrek.
Keunggulan
: Mudah untuk mengikat air, memiliki
aerasi dan drainase yang baik. Selain itu media tanam ini memiliki tekstur
lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.
Kekurangan
: Sering dijadikan sarang oleh semut
atau binatang kecil lainnyai.
c.
Kompos
Kompos
merupakan media tanam organik yang terbuat dari proses tanaman atau limbah
organik seperti sampah, daun, sekam, jerami, rumput.
Keunggulan
: Mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik
merupakan sifat kimiawi maupun biologis. Kompos juga bisa menjadi fasilitator dalam
penyerapan unsur nitrogen.
Kekurangan
: Bergantung juga pada beberapa faktor yakni jenis hewan, keadaan hewan, umur
hewan, jenis makanan serta bahan hamparan yang digunakan dan penyimpanan
sebelum dibuat media tanam.
d.
Moss
Moss
bisa dijadikan salah satu alternatif media tanam organik yang berasal dari akar
paku-pakuan atau kadang kala yang banyak dijumpai di hutan-hutan. Moss biasa
digunakan sebagai media tanam pada saat masa penyemaian sampai masa pembungaan.
Agar mendapatkan hasil yang optimal penggunaan media tanam moss sebaiknya
dikombinasikan dengan media tanam lain seperti kulit kayu, gambut, daun kering
dan juga tanah.
Keunggulan
: Media tanam ini memiliki banyak rongga sehingga memungkinkan akar tanaman
bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Berdasarkan sifatnya media tanam moss
bisa mengikat air dengan baik serta juga memiliki sistem dreinase dan aerasi
yang baik.
e.
Pupuk
Kandang
Karena
unsur-unsur yang terkandung pada pupuk kandang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk
kandang akan sangat baik digunakan sebagai media tanam ketika sudah matang dan
steril. Hal ini bisa dilihat dari warna yang berubah menjadi hitam pekat.
Keunggulan
: Kandungan unsur hara yang lengkap seperti fosfor, natrium dan kalium membuat
pupuk ini sangat cocok untuk digunakan media tanam, di dalam pupuk kandang
terdapat mikroorganisme yang dipercaya bisa merombak bahan organik yang susah
diserap tanaman menjadi komponen yang mudah dicerna oleh tanaman.
f.
Sabut
Kelapa
Sebut
kelapa adalah satu satu bahan organik alternatif yang bisa digunakan sebagai
media tanam. Sabut kelapa yang bisa dijadikan media tanam harus berasal dari
buah kelapa yang sudah berumur dan memiliki serat yang kuat. Media tanam jenis
ini sebaiknya digunakan pada daerah yang memiliki curah hujan rendah.
Keunggulan
: Bisa mengikat dan menyimpan air dengan kuat. Selain itu kandungan unsur hara
esensialnya sangat baik untuk tanaman.
Kekurangan
: Bahan ini sangat mudah lapuk bila sering terkena air hujan.
g.
Sekam
Padi
Sekam
padi merupakan media tanam yang dibuat dari kulit padi yang sudah digiling.
Media tanam dari sekam yang biasa digunakan bisa berupa sekam mentah dan sekam
bakar.
Keunggulan
: Bisa dengan mudah mengikat air, tidak mudah lapuk dan merupakan sumber kalium
yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu media tanam dari sekap juga tidak
mudah menggumpal sehingga akar tanaman bisa tumbuh dengan sempurna.
Kekurangan
: Memiliki kandungan unsur hara yang sedikit.
h.
Humus
Media
tanam dari humus merupakan hasil dari pelapukan bahan organik serta jasad mikro
dan sumber energi jasad mikro tersebut. Humus biasa terbentuk dari jaringan
tubuh tumbuh-tumbuhan atau hewan yang telah mati. Humus sangat berperan dalam
proses penggemburan tanah.
Keunggulan
: Mempunyai kemampuan tukar ion yang tinggi.
Kekurangan
: Humus sangat mudah untuk ditumbuhi jamur ketika terjadi perubahan suhu,
kelembaban dan aerasi yang ekstrim. Humus juga memiliki tingkat porousitas yang
rendah sehingga akar tanaman akan susah untuk menyerap air. Oleh karena itu
penggunaan humus sebagai media tanam harus dikombinasikan dengan media tanam
lain yang mempunyai porousitas tinggi misalnya tanah atau pasir.
2.2 Media Tanam dari
Bahan Anorganik
Bahan anorganik merupakan media tanam yang memiliki
kandungan mineral yang cukup tinggi yang berasal dari proses pelapukan buatan
induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut bisa disebabkan oleh berbagai
hal yakni pelapukan secara mekanik maupun pelapukan secara kimiawi. Selain itu,
bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang
dibuat di pabrik.
a.
Gel
Gel
atau hidrogen merupakan kristal polimer yang biasa digunakan sebagai media
tanam bagi tanaman hidroponik. Penggunaan media tanam jenis ini sangat mudah
dan efesien karena tidak perlu lagi repot untuk mengganti, menyiram atau
memupuk. Selain itu media tanam ini juga memiliki keanekaragaman warna sehingga
bisa disesuaikan dengan selera dan warna tanaman.
Keunggulan
: Terlihat cantik meskipun bersanding dengan media lain.
Kekurangan
: Tidak cocok untuk tanaman yang memiliki akar keras seperti tanaman bonsai dan
adenium.
b.
Pasir
Pasir
merupakan media tanam alternatif yang biasa digunakan sebagai pangganti tanah.
Biasanya media tanam dari pasir digunakan untuk penyemaian benih, penumbuhan
bibit tanaman, serta penumbuhan tanaman dengan teknik stek.
Keunggulan
: Sifat pasir yang cepat menyerap kering memudahkan proses pemindahan bibit
tanaman ke media lain, bisa meninggkatkan sistem drainase dan aerasi pada media
tanam.
c.
Kerikil
Penggunaan
kerikil sebagai media tanam sebenarnya memiliki beberapa kesamaan dengan pasir.
Hal ini karena kedua jenis media tanam ini mempunyai sifat yang sama. Kerikil
biasa digunakan sebagai media tanam hidroponik untuk membantu peredaran larutan
unsur hara dan udara sehingga memberikan ruang bagi akar tanaman agar bisa
tumbuh. oleh karena itu bila menggunakan media tanam ini perlu dilakukan
penyiraman secara rutin. Saat ini banyak dijumpai penggunaan kerikil sintetis.
Keunggulan
: Kerikil sintetis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah pada kemampuan
mengikat air, kerikil sintetis mempunyai kemampuan untuk mengikat air dengan
baik. Selain itu sistem drainase pada jenis kerikil juga sangat baik sehingga
bisa mempertahankan kelembaban dan sirkulasi udara pada media tanam.
Kekurangan
: Kerikil memiliki sifat sulit mengikat air, mudah basah dan cepat kering.
d.
Pecahan
Batu Bata
Media
tanam dari pecahan batu bata bisa dijadikan salah satu alternatif untuk
budidaya tanaman. Semakin kecil pecahan batu semakin baik pula kemampuan media
tanam ini dalam menyerap air dan unsur hara akan membaik.
Keunggulan
: Dapat melengketkan akar tanaman.
Kekurangan
: Sedikitnya kandungan unsur hara sehingga perlu diberikan pupuk tambahan atau
dikombinasikan dengan media tanam lain yang mempunyai kandungan unsur hara yang
baik.
e.
Spons
Media
tanam dari spons sangat ringan sehingga mudah untuk dipindahkan dan ditempatkan
di mana saja. Meskipun ringan, media tanam dari spon tidak membutuhkan pemberat
karena setelah disiram oleh air akan menjadi berat dengan sendirinya sehingga
tanaman akan menjadi tegak.
Keunggulan
: Tingginya daya resap air dan unsur esensial yang biasa diberikan dalam bentuk
cairan.
Kekurangan
: Tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur, sehingga bila spons sudah
tidak layak pakai harus segera diganti dengan baru. Oleh karena itulah biasanya
media tanam ini hanya digunakan sebagai media tanam tanaman hias bunga potong
yang penggunaannya hanya sementara.
f.
Tanah
Liat
Tanah
liat merupakan salah satu jenis media tanam yang memiliki tekstur halus,
lengket dan berlumpur.
Keunggulan
: Memiliki jumlah pori-pori kecil lebih banyak, sehingga memiliki kemampuan untuk
mengikat air lebih kuat.
Kekurangan
: Ruang dari yang dimiliki media tanam ini sangat sempit sehingga bisa
menghambat sirkulasi air dan udara pada media tanam, sangat miskin unsur hara
sehingga penggunaan harus dikombinasikan dengan media tanam lain yang mempunyai
kandungan unsur hara lebih banyak.
g.
Gabus/Sterofom
Gabus
adalah jenis bahan anorganik yang dibuat dari campuran kopolimer styren yang
bisa digunakan sebagai alternatif media tanam. Pada awalnya media tanam ini
hanya digunakan sebagai aklimatisasi bagi tanaman sebelum ditanam di lahan
luas. Saat ini di beberapa nursery menggunakan gabus sebagai salah satu
campuran untuk meningkatkan porosiutas pada media tanam.
Keunggulan
: Penambahan sterofom ke dalam media tanam membuatnya menjadi ringan.
Kekurangan
: Media tanam sering dijadikan sarang oleh semut.










